MAKALAH BIOMATERIAL
KERAMIK (BIOCERAMIC)
Disusun
Oleh
Meidinansyah Indrayana (26414540)
Kelas : 4IC05
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Dasar teori
Biomaterial
adalah material yang berinteraksi secara langsung dengan jaringan dan cairan
biologis tubuh makhluk hidup untuk mengobati, memperbaiki, atau mengganti
bagian anatomi tubuh makhluk hidup atau sering disebut sebagai implan
(Rodriguez dan Gonzales, 2009 dalam Asyariartiningrum, 2011). Biomaterial dapat
dibagi menjadi empat kategori utama (Hench dan Pollack, 1991 dalam Navarro dkk,
2008). Kategori pertama toxic material,yaitu material yang akan ditolak oleh
jaringan tubuh ketika material tersebut dipasang di dalam tubuh manusia dan
berpengaruh buruk pada sekeliling jaringan tubuh. Kategori kedua adalah
bioinert material, material tidak beracundan material yang tidak aktif secara
biologis, menyebabkan sedikit atau tidak ada respon dari jaringan tubuh ketika
material tersebut dipasang dalam tubuh manusia. Kategori ketiga adalah
bioactive material, yaitu material tidak beracun yang aktif secara biologis,
material ini akan mendukung ikatan implan dengan jaringan sekeliling. Kategori
ke empat adalah bioresorbable material, material ini tidak beracun dan tidak
menggabungkan diri ke sekeliling jaringan dan larut sepenuhnya setelah beberapa
periode waktu tertentu.Biomaterial juga harus memiliki sifat mekanik seperti
kekerasan, tegangan tarik dan tekan, dan ketahanan terhadap retak/patah yang
baik, sifat kimia yang baik seperti komposisi kimia, stoikiometri dan sifat
kimia lainnya untuk mendukung ikatan antara jaringan tubuh dengan implant
(Navarro dkk, 2008).
Biomaterial
memainkan peranan penting dalam banyak aspek pada pencegahan dan terapi pada
dunia kesehatan. Mereka memainkan peran yang penting dalam pengembangan dari
alat-alat kesehatan, prostheses, pendistribusi
obat (drug delivery system), teknik diagnostik., perbaikan
jaringan (tissue) dan replacement technology.
Karena memiliki potensial yang besar dalam peningkatan kualitas hidup,
biomaterial merupakan fokus utama pada bidang riset / penelitian di seluruh
dunia. Definisi dari biomaterial amatlah banyak, ada beberapa definisinya,
antara lain:
- Biomaterial
menurut Black adalah material pasif yang digunakan dalam dunia kesehatan,
yang akan diinteraksikan dengan sistem biologi.
- Menurut
William adalah material yang digunakan pada sistem biologi untuk
mengevaluasi, mengobati, atau mengganti sel-sel, organ, atau fungsi tubuh.
- Menurut Park
dan Bronzio adalah material sintetis yang digunakan untuk mengganti bagian
sistem atau fungsi tubuh yang dihubungkan langsung dengan sel-sel hidup.
Biomaterial
secara umum dapat diartikan sebagai material yang ditanam di dalam tubuh
manusia untuk pengganti jaringan atau organ tubuh yang terserang penyakit
ataupun yang rusak atau cacat.
1.2 Klasifikasi Biomaterial
Biomaterial
memiliki banyak fungsi, seperti pada aplikasi dental,
katup jantung, lapisan hidroksi apatite pada implan
pangkal paha dan sebagai pendistribusi obat yaitu konstruksi dengan
produk impregnated pharmaceutical sehingga dapat
memperpanjang waktu pendistribusian obat ke dalam tubuh. Biomaterial sendiri
diklasifikasikan menjadi 4, yaitu:
1.
Biomaterial logam
Pada saat ini,
biomaterial logam yang banyak diteliti ddan dikembangkan adalah biomaterial
logam mampu luruh. Biomaterial logam mampu luruh merupakan paduan logam yang
ditanamkan ke dalam jaringan tubuh yang diharapkan mampu terdegradasi secara
alami karena keberadaannya tidak diperlukan secara permanen dalam tubuh,
contohnya seperti stent jantung.
Sejauh ini telah dikembangkan dua jenis biomaterial logam yaitu paduan
magnesium dan paduan besi.
2.
Biomaterial polimer (biopolymer)
Selulosa dan starch, protein dan petida, serta DNA dan
RNA adalah contoh dari biopolimer yang diproduksi oleh organisme hidup, dimana
unit monomernya adalah gula, asam amino dan nukleotida. Selulosa adalah
biopolimer yang paling umum dan juga merupakan senyawa organik yang paling
banyak di bumi.
3.
Biomaterial keramik (bioceramic)
Ini
merupakan fokus pembahasan pada paper, dimana keramik dikenal sebagai sintesis
anorganik, solid, material kristalin. Keramik yang digunakan sebagai
biomaterial untuk mengisi cacat pada gigi atau tulang, untuk melengkapi grafit
tulang, patahan, atau prostheses pada
tulang dan untuk menggantikan jaringan yang rusak disebut biokeramik.
Biokeramik harus memiliki sifat biokompatibilitas yang tinggi dan antithrombogenic, harus
tidak beracun, tidak beralergi, tidak memiliki sifat karsinogen atau tetratogen
dan tahan lama. Biokeramik dapat diklasifikasikan menjadi 3 grup, yaitu:
bioinert keramik, bioaktif keramik dan bioresorbable keramik.
4.
Biomaterial komposit
Merupakan
kombinasi material yang direkayasa untuk mendapatkan sifat-sifat yang
diinginkan dalam memenuhi kriteria sebagai biomaterial.
Berikut ini merupakan kelebihan dan kekurangan serta aplikasi
dari masing-masing jenis material:
BAB II
BIOCERAMIC
2.1 Biokeramic
Keramik
adalah material logam dan non logam yang memiliki ikatan atom ionik atau ikatan
ionik dan ikatan kovalen. Sedangkan pengertian biokeramik adalah keramik yang
digunakan untuk kesehatan tubuh dan gigi pada manusia (Billote, 2003). Sifat
biokeramik antara lain tidak beracun, tidak mengandung zat karsinogenik, tidak
menyebabkan alergi, tidak menyebabkan radang, memiliki biokompatibilitas yang
baik dan tahan lama.
Kelebihan
biokeramik adalah biokeramik memiliki biokompatibilitas yang baik dengan
sel-sel tubuh dibandingkan dengan biomaterial polimer atau logam (Billote,
2003). Oleh karena itu, biokeramik digunakan untuk tulang, persendian, dan gigi
(Billote, 2003). Biokeramik juga digunakan untuk melapisi biomaterial logam
(Desai et. al, 2008). Selain itu, biokeramik juga digunakan sebagai penguat
komponen komposit, dengan menggabungkan kedua sifat material menjadi material
baru yang memiliki sifat mekanis dan biokompatibilitas yang baik. Struktur
keramik juga dapat dimodifikasi dengan tulang alami dengan tingkat porositas
yang beragam (Hench dan Wilson, 1993). Biokeramik juga memiliki kelemahan,
antara lain sangat rapuh, kekuatan rendah, dan kerap dipandang material yang
lemah. Biokeramik dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Bioaktif keramik
Bioaktif keramik memiliki stabilitas
kimia yang tinggi dalam tubuh dan ketika diimplan pada tulang yang hidup dapat
berinkorporasi pada jaringan tulang mengikuti pola dari kontak
osteogenesis. Dengan kata lain, bioaktif keramik memiliki sifat osteoconduction dan kapabilitas untuk berikatan
kimia dengan jaringan tulang yang hidup. Kekuatan mekanis dari bioaktif keramik
umumnya lebih rendah dibandingkan bioinert keramik. Contoh materialnya
adalah hidroksi apatite, bio–glass, A-W glass. Contoh aplikasinya untuk pelapisan
pada metal bone implants dan sebagai fillers pada dental implants.
2. Bioinert keramik
Bioinert keramik seperti namanya
menghasilkan minimal respon pada tubuh. Bioinert keramik tidak menyebabkan
perubahan baik dari segi kimia maupun fisik dalam tubuh. Sel membetuk kapsul
serabut yang tidak menempel pada sekitar implan. Implan ini memiliki kekuatan
kompresi yang tinggi, ketahanan aus yang tinggi dan bioinertness. Contoh
materialnya adalah Alumina (Al2O3), Zirconia (ZrO2) dan pyrolytic carbon. Contoh
aplikasinya femoral head in hip replacements dan dental implants.
3. Bioresorable keramik
Bioresorable keramik dapat diserap dalam
tubuh dan tergantikan oleh tulang pada jaringan tulang. Pola dari
inkorporasinya pada jaringan tulang sama dengan kontak osteogenesis walaupun
antarmuka antara bioresorable keramik dengan tulang tidak stabil. Contoh
materialnya adalah β-tricalsium fosfat, hidroksi apatite, karbonat, kalsium
karbonat. Contoh aplikasinya untuk perbaikan tulang.
Alumina (Al2O3)
Sejak abad ke-17, lebih dari 2,5
juta implant femoral heads diciptakan dengan lebih
dari 3000 implan yang sukses diaplikasikan sejak tahun 1987 dibawah pengawasan
FDA (Food and Drug Administration). Alumina dengan
kemurnian tinggi (>99,5%), biasa digunakan pada tulang (femoral head, bone screws dan bone plate, pelapisan porous untuk femoral stems, porous spacers, knee prosthesis) dan
gigi (crowns dan bridges). Hal ini karena alumina
memiliki sifat-sifat, seperti:
- Ketahanan
korosi sangat baik.
- Biokompatibilitas
baik.
- Ketahanan
aus tinggi.
- Ketahanan retak tinggi.
Sifat
mekanik alumina tergantung pada ukuran butir (densitas), misalnya pada
persentase aditif. Dimensi butir >7 µm dapat menyebabkan menurunnya sifat
mekanik sebesar ± 20 %. Sedangkan kriteria yang diharapkan adalah butir
berukuran < 4 µm dan kemurnian > 99,7 %.
Contoh proses produksi
(komponen hip joint)
Produksi
komponen sambungan persendian (hip joint)
berdasarkan standar DIN 58 835, ASTM F603-83 dan ISO 6474 mengggunakan femoral ball head yang terbuat dari keramik
alumina (Al2O3) dengan
kemurnian tinggi yang didoping oleh magnesium okisda (MgO). Untuk tujuan ini,
bola dengan conical bore dihubungkan
ke stem dengan suatu taper fitting (metal cone). Ukuran ball head distandardisasi dengan diameter 22-56
mm.
Produksi biokeramik pada dasarnya
sama dengan memproduksi keramik rekayasa (engineering ceramics)
kualitas tinggi, yang melibatkan beberapa tahapan:
1. Persiapan Bahan Baku
Untuk memenuhi FDA (Food & Drug Administration), sebelum pemrosesan
keramik, bahan baku harus melalui pemeriksaan / pengujian dengan sangat teliti
mengenai kemurnian kimiawi, batasan ppm, specific surface,
dan distribusi ukuran butir.
2. Pembentukan
Keramik ball heads diproduksi dari silinder yang di-press secara uni-aksial. Conical bore dan bentuk dari ball head dibentuk melalui proses machining. Pemrosesan material ini fleksibel dan
jumlah impurities akan dikurangi sampai tingkat
terendah.
3. Firing
Firing material
dilakukan pada suatu furnace di
atas 1500oC. Karena tekanan parsial O2 tinggi, dan masih adanya pengaruh dari impurities, maka warna yang dihasilkan oleh medical grade alumina kualitas tinggi bukanlah
putih, melainkan berwarna seperti gading Namun, sterilisasi dengan menggunakan
sinar gamma, warna yang awalnya seperti gading berubah menjadi coklat muda yang
merupakan tanda dari material kualitas tinggi. Setelah pengujian densitas
dan grain size, ball head siap
dilakukan proses machining.
4. Machining
Ball head dituntut
untuk memiliki toleransi bentuk dan dimensi. Beban fracture dari ball head tergantung
dari kualitas cone yang digunakan
untuk tapper fitting pada femoral ball headdengan metal stem. Hip joint merupakan persendian
antara ball dan socket yang
diberi pelumas berupa fluida synovial. Beberapa
tuntutan hanya dapat dipenuhi jika ball headdilakukan grinding dengan diamond
tools dan pemolesan (polishing) dengan
suspensi diamond.
5. Kontrol mutu
Inspeksi ball head pada tahapan akhir ini untuk memenuhi
rekomendasi GMP yang berhubungan dengan spesifikasi standar nasional dan internasional,
terutama ISO 9001 dan spesifikasi pengujian customer. Tahapan
control mutu ini meliputi pengawasan kualitas secara komprehansif, meliputi:
- Crack dan porositas menggunakan metode
penetrasi dengan keefektifan tinggi.
- Verifikasi
dimensi yang telah ditentukan dari cone dan
spherisitas.
- Inspeksi
visual.
Keuntungan menggunakan alumina
- Akibat
energi permukaan yang tinggi, memudahkan dalam pencapaian permukaan yang
sangat halus.
- Dengan
sifatnya yang bioinert, alumina memiliki biokompatibilitas yang tinggi.
- Dengan
permukaan yang datar (tidak) menonjol keluar, hanya berorder 0,01 µm.
- Koefisien
gesekan pada sambungan semakin menurun seiring dengan berjalannya waktu
bila dibandingkan dengan natural joint.
Kerugian menggunakan alumina
- Dapat
terjadi failure (kegagalan)
pada interface.
- Gesekan dan
keausan dari dua permukaan dapat dipicu oleh pergerakan komponenacetabular.
DAFTAR PUSTAKA
1. etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/68459/potongan/S1-2014-284268-chapter1.pdf
3. https://yudiprasetyo53.wordpress.com/2011/10/24/ceramic-biomaterials/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar